Alasan Brand Membuat NFT – Starbucks Odyssey, McRib NFT dan Cryptokicks iRL, masing-masing adalah proyek NFT dari brand ternama, yaitu Starbucks, McDonalds dan Nike. Tak bisa dipungkiri, NFT sudah menjadi trend. Selama 2 tahun belakangan ini, sudah banyak brand besar di dunia masuk ke industri web3 & blockchain melalui proyek NFT.
Lewat NFT sendiri, brand menginisiasi berbagai engagement, seperti beli produk lalu dapat NFT gratis, kemudian aktivitas mengumpulkan beberapa jenis NFT untuk dapat reward, seperti yang dilakukan oleh brand kosmetik Make Over lewat proyek Make Over NFT Euphoria Edition. Bahkan ada yang sampai beli NFT maka Anda bisa mendapatkan utility berupa klaim produk atau whitelist membeli NFT seri berikutnya seperti yang dilakukan Nike.
Baca juga: TOP 10 NFT Brand Retail yang bisa jadi Inspirasi Anda!
Jadi, apa sebenarnya yang menjadi alasan brand membuat NFT? Yuk, kita bahas lebih lengkap di bawah ini, karena alasannya tentu lebih dari sekedar engagement!
6 Alasan Brand Membuat NFT
Implementasi Ownership Economy

Alasan brand membuat NFT yang pertama ada pada implementasi ownership economy. Konsep ini merupakan jenis ekonomi baru didukung oleh teknologi blockchain yang memungkinkan item virtual, digital art bisa memiliki nilai karena karakter pencatatannya yang unik.
Bisa dibilang ini jadi end game, lebih dari sekedar engagement yang menjadi alasan brand membuat NFT. Karena ownership economy bisa membawa disrupsi unik, yaitu membuat customer/user juga bisa sekaligus sebagai investor dan pemilik, kadang juga disebut “participatory capitalism”.
Menjadikan Customer sebagai Stakeholder “Jenis Baru”

Lanjut ke alasan brand membuat NFT yang kedua. Jadi, sejatinya brand memiliki stakeholder yang beragam dan masing-masing punya kepentingan, sebut saja karyawan, customer, pemegang saham, supplier, komunitas dll.
Nah, bisa dikatakan ketika customer memiliki NFT dari brand, maka customer ini memiliki “stake” yang lebih tinggi daripada hanya sekedar jadi pembeli, dirinya merasa punya kepentingan dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada sekedar menjadi komunitas brand saja. Apalagi jika NFT brand yang dibeli harganya lumayan pricey sehingga secara tidak langsung dirinya akan mengharapkan akan ada utility/benefit setelah membeli, dan bahkan jika memungkinkan terjadi kenaikan harga.
Nah, ini yang kemudian bisa kita sebut sebagai stakeholder jenis baru yaitu advocate, karena customer ini sudah jelas lebih dari sekedar pembeli, ingin terlibat dan untuk mensukseskan proyek ini karena punya “kepentingan”. Sementara kita namai advocate, karena memang ilmu marketing belum memiliki istilah yang spesifik untuk customer jenis ini.
Menyajikan Intangible Asset Kepada Customer

Jadi alasan brand membuat NFT yang ketiga adalah menyajikan intangible asset kepada customer. Sehingga brand experience yang didapatkan oleh customer menjadi tidak ternilai harganya dan lebih menyentuh sisi emosional customer.
Dari tour ke kebun kopi, kelas barista, kelas meditasi, kelas make up, event eksklusif, akses backstage, meet & greet bersama atlet Liga Basket Indonesia (IBL), epic road trip bersama Lamborghini dan masih banyak lagi.
Pada dasarnya tiap brand memiliki banyak intangible asset yang selama ini tidak dijual ke customer, ini bisa jadi kesempatan dan sesuatu yang menarik lalu dikemas dalam utility NFT yang diberikan kepada NFT holder.
Baca juga: Tentang Starbucks Odyssey: Program Reward NFT-nya Starbucks!
Meningkatkan penjualan

Belajar dari studi kasus proyek NFT Starbucks (Starbucks Odyssey), bahwa banyak customer Starbucks di Amerika Serikat yang mengikuti challenge Starbucks Odyssey dan membuat mereka jadi membeli lebih banyak daripada biasanya untuk mendapatkan rewards berupa NFT.
Hal ini dibuktikan dengan nilai penjualan yang terkumpul dari challenge yang sudah berjalan. Ada salah satu challenge yang sudah mengalami peningkatan nilai sekitar 80 USD di akhir 2022 dan naik lagi di kisaran 1600 USD per awal maret 2023. Jadi, meningkatkan penjualan bisa masuk ke dalam alasan brand membuat NFT.
Engagement Tetap Ada
Rasanya sedikit sombong jika tidak memasukan elemen engagement ke alasa brand membuat NFT. Nyatanya ini jadi touch point baru bagi brand untuk lebih bisa lagi berkomunikasi dengan customer.
Lewat NFT, kini customer tak lagi hanya membeli produk, tapi juga jadi ada alternatif untuk bermain lewat challenge (dalam studi kasus Starbucks Odyssey), melakukan voting atau co creation untuk menentukan desain produk seperti yang dilakukan Lacoste dan Porsche, mengikuti event eksklusif dari brand seperti meditasi dengan Deepak Chopra (majalah Time), kelas yoga dengan personal training (brand fashion Aloyoga).
Segala engagement menjadikan NFT jadi jembatannya. Sangat menarik, bukan?
Likuiditas? Ada Potensi

Alasan Brand membuat NFT yang paling potensial, karena jadi membedakan antara NFT dengan membership card biasa. Likuiditas artinya adalah pemilik NFT bisa memperjualbelikan NFT-nya di secondary market, hal ini tidak dimiliki oleh membership card tradisional.
Baca juga: Ini Dia 8 Alasan Brand Masuk ke Dunia NFT!
Itu dia 6 alasan brand membuat NFT. Pada dasarnya dalam membuat proyek NFT, brand harus memperhatikan beberapa hal:
- Pertama, support dari high level decision maker, karena dalam proyek NFT bisa berarti dibutuhkan koordinasi dan approval dari divisi lain terkait biaya utility, memikirkan dengan baik biaya dan harga tangible dan intangible asset yang dijadikan utility.
- Kedua, kolaborasi karena bisa jadi brand tidak bekerja sendirian dalam menerbitkan NFT, karena melibatkan artist dan agency.
- Ketiga, terkait regulasi, di mana Indonesia memiliki regulasi blockchain berupa PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) dan KBLI 62014 yang merupakan izin usaha blockchain di Indonesia.
Kolektibel sendiri sebagai NFT marketplace memiliki lisensi lengkap termasuk menggunakan public blockchain Vexanium yang telah berlisensi. Kolektibel juga menyediakan periode konsultasi dan support untuk brand dalam proses memulai proyek NFT nya. Mulai dari drafting utility, roadmap NFT drop, produk NFT dan masih banyak lagi.
Baca juga: Kupas Tuntas! 4 Tips Memulai Proyek NFT untuk Brand