Beberapa tahun terakhir, kita melihat banyak entitas olahraga seperti atlet, club, liga memiliki NFT-nya sendiri-sendiri, dengan berbagai macam utility seperti meet & greet, nonton bareng legends, NFT-nya bisa dipakai di game, jadi collectibles, hak voting dan sebagainya.

Beberapa entitas yang dimaksukan di atas mencakup NBA, NFL, atlet NBA, liga italia, Lazio, Liverpool, Fifa, Chicago Bulls, Golden State Warrior, Guoan Football Club (China), Christiano Ronaldo, Lionel Messi dan masih banyak lagi dengan jumlah yang terus bertambah.

Jadi, sebenarnya kenapa industri sports mengadopsi NFT dan menjadi trend terkini?

Baca juga: Lebih dari Engagement, Ini 6 Alasan Brand Membuat NFT!

Berikut 5 alasan industri Sports Mengadopsi NFT:

1. Mengupgrade Fans Menjadi Lebih dari Sekedar Fans (Super Fans)

Selama ini fans hanya beli tiket nonton di stadion, lalu pulang. Namun kini dengan memiliki NFT atau token dari klub tersebut, maka fans bisa mendapatkan akses ke experience atau produk tertentu yang sebelumnya tidak bisa didapatkan, atau tidak ada pricelistnya.

Pemanfaatan aspek emosional seperti di atas, sangat mudah untuk mengupgrade fans yang sebelumnya hanya suka, menjadi super fans yang punya akses eksklusif tertentu.

Baca juga: 3 Tips Memanfaatkan NFT Brand untuk Membangun Digital Community!

2. Club Bisa Menjual Intangible Asset atau Memberikan Experience Lebih untuk Fans

Rasanya agak aneh jika untuk jumpa fans, dinner with athlete, club harus men-charge ke fans. Namun dengan adanya NFT di mana fans bisa membeli dan menjual lagi (ada likuiditas – di transaksi secondary market klub juga mendapatkan %), hal ini bisa dilakukan dengan lebih scale (bisa diulang-ulang).

3. Memberikan peluang supaya fans bisa profit

Saat sebuah klub atau atlet mendapatkan prestasi (mis. juara liga, masuk semifinal pertama kalinya), biasanya akan mendapatkan bonus finansial. sedangkan fansnya hanya mendapatkan bonus emosional saja. Dengan NFT, para fans juga bisa mendapatkan profit.

Secara teori begitu, tapi apakah pasti fans mendapatkan profit ? Tentu jawabannya tidak singkat dan tergantung banyak faktor, misalnya :

  • Apakah ada NFT strategist yang mumpuni di klub ?
  • Apakah PIC NFT punya wewenang yang cukup untuk memberikan utility ?
  • Apakah club punya kepentingan untuk harga NFTnya naik ? (nah yang ini juga panjang penjabarannya)
  • Apakah NFT atau token tsb hanya berupa collectibles atau ada utility yang diberikan juga terkait prestasi ? (mis. “jika tim juara, maka 20 NFT holder diinapkan di hotel bintang 5. jika tim kalah di final, hanya hotel bintang 3”)
  • Apakah fans beli dan jual NFT atau token di saat yang tepat ?

Berikut ini contoh di mana prestasi belum tentu persis sejalan kenaikan harga NFT.

Sebagai contoh, token kesebelasan Argentina (https://www.fantoken.com/arg/), yang juara piala dunia di 19 Desember, tapi setelah 19 Desember harga token ARG justru jatuh, kenapa ? Faktornya kompleks, namun beberapa diantaranya adalah spekulan sudah masuk sejak Agustus dan exit di harga tinggi, mungkin juga karena token tidak memiliki utility atau reward yang terkait prestasi.Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap Anda mungkin perlu cek harga NFT Lionel Messi personal.

Dulu mungkin satu-satunya cara untuk fans bisa profit dari fandomnya adalah bursa taruhan atau betting (yang ilegal di indonesia), tapi dalam hal taruhan, posisi yang kalah tidak bisa di hold sambil nunggu posisinya berbalik (seperti Bitcoin, kalau setelah Anda beli, ternyata harganya turun, kalau Anda kuat finansial dan mental, bisa Anda hold sampai harga berbalik arah), kalau kaitannya dengan NFT atau token, fans bisa menahan untuk menjual jika posisinya lagi rugi.

Harga token atau NFT biasanya akan naik jika ada event positif terkait dengan klub tersebut, bisa juga karena ada challenge atau news apapun yang dibuat oleh klub.

4. Masuk ke dalam Ownership Economy

Ownership economy, di mana salah satu bagian di dalamnya adalah tokenisasi atau finansialisasi dari segala sesuatu yang diperkirakan, atau memang, memiliki value dan bisa diperdagangkan antar user. Finansialisasi berarti menjadikan sesuatu sebagai financial instrument.

Brand yang baru berdiri (web 3 native) atau brand lama bisa masuk ke web3, namun tentu dengan beberapa perbedaan karakter. Rasa rasanya hampir semua yang dipandang memiliki value bisa ditokenisasi, misalnya akses ke komunitas, akses eksklusif ke event, produk limited edition, akses ke voting pengambilan keputusan tertentu di klub olahraga (mis. Desain bus klub bola)

Bisa jadi, NFT adalah pasangan yang tepat untuk fandom industry. Fandom industry, yang juga terkait entertainment, mengandalkan engagement yang erat antara fans dan idola, mengandalkan sense of ownership dari fans, dengan NFT, fandom bisa dimonetize dengan mudah oleh fans, dan bukan hanya sekedar hobi yang membuang uang.

5. Jadi Membership, tapi Dengan Likuiditas dan Potensi Capital Gain

Bagi sebuah klub atau entitas apapun menerbitkan NFT atau token ada kemiripan dengan menerbitkan kartu membership, tetapi dengan likuditas atau bisa diperjualbelikan. Beberapa klub di Eropa saat menerbitkan token, memberikan alokasi token gratis pada pemegang existing membership card untuk mengurangi resistansi – supaya existing fans tidak merasa “diperah” untuk mendatangkan profit bagi klub.

Demikian 5 alasan kenapa industri sports mengadopsi NFT! Nah, perlu diketahui juga ketika industri sports atau brand hendak terjun ke dunia NFT, ada beberapa pertimbangkan yang perlu dilakukan. Berkaitan dengan framework utility, roadmap NFT hingga regulasi. Kita bahas sedikit di bawah ini:

Perhatikan juga Regulasi!

Banyak dari token yang beredar bersifat unregulated, kadang memang melanggar regulasi yang ada – berarti regulasi sudah ada tetapi tidak diikuti. Hal ini perlu diperhatikan oleh brand dan juga fans, di Indonesia, regulasi crypto sedang proses pemindahan dari Bappebti ke OJK. di USA, CFTC dan SEC berdebat tentang apakah blockchain sekuritas atau komoditas.

Sebagai sebuah brand, penting untuk Anda terlibat dengan marketplace NFT yang telah sesuai regulasi yang ada. Kolektibel yang menggunakan Vexanium (blockchain yang digunakan) telah memiliki lisensi lengkap KBLI 62014 dan PSE.

Baca juga: Kupas Tuntas! 4 Tips Memulai Proyek NFT untuk Brand