Bukan salah Anda jika sebagai seorang pebisnis atau pemilik brand masih skeptis untuk memulai proyek NFT. Aset digital yang tercatat dalam ekosistem blockchain ini memang masih baru dan belum diadopsi secara massal. Perkembangan Web3 juga bukan hal yang diperbincangkan secara rutin, bahkan di sosial media sekalipun. 

Namun, Anda tidak perlu khawatir. Banyak sekali studi kasus tentang proyek-proyek NFT yang bisa kita pelajari. Pada artikel ini, kita akan mencoba mendalami apa yang menjadi kunci sukses sebuah proyek NFT. 

Baca juga: 4 Langkah Terjun ke NFT untuk Kreator dan Artist!

Komunitas Web3 NFT yang sangat sukses bersandar pada The Pirate Funnel – disebut demikian karena huruf pertama dari setiap tahap adalah AAARRR. The Pirate Funnel terdiri dari:

  1. Awareness/Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang apa yang terjadi dan siapa anggotanya
  2. Acquisition/Akuisisi: Membawa anggota baru dan mungkin terkenal
  3. Activation/Aktivasi: Mengajak masyarakat untuk berkumpul dan melakukan aksi bersama
  4. Retention/Retensi: Menciptakan ruang yang membuat anggota komunitas ingin tinggal
  5. Revenue/Pendapatan: Mengumpulkan dana
  6. Referral/Referensi: Menciptakan ruang yang membuat anggota komunitas ingin menyebarkan berita dan membawa lebih banyak teman mereka ke dalam komunitas 

Tahapan The Pirate Funnel di atas di dukung oleh Web3 sebagai 3Cs Framework. 3C terdiri dari Community, Creators, dan Culture. Berikut cara Anda untuk mengimplementasikan 3Cs Framework dalam proyek NFT yang berkelanjutan, terukur, dan dapat ditiru.

1. KOMUNITAS:  Community is More Than a Buzzword

Anda pasti sudah mendengar kata komunitas berkali-kali setiap membahas proyek NFT.  Komunitas adalah elemen kunci yang harus ada pada saat Anda ingin meluncurkan proyek NFT Anda. 

Manusia adalah makhluk sosial. Mereka ingin berada di tempat di mana mereka diterima dan tempat teman-teman mereka berkumpul. Maka dari itu, Anda harus menyediakan wadah untuk para komunitas berkumpul dan membahas hal yang sama-sama mereka sukai.  Komunitas NFT Web3 seringkali berkumpul secara online melalui aplikasi media sosial seperti Discord.

Kekuatan dari adanya komunitas pada dilihat pada Lazy Lions community dan the Pudgy Penguin community. Misalnya, anggota dari the Pudgy  dan Lazy Lions community mengubah foto profil mereka menjadi karya seni NFT. 

Faktanya, sejak awal, proyek NFT Lazy Lions menyadari betapa pentingnya komunitas bagi keberhasilan proyek mereka. Pemimpin proyek menggunakan Roar- Rewards untuk memberi insentif kepada anggota yang menggunakan NFT mereka sebagai foto profil atau untuk mengedit profil mereka yang menunjukan bahwa mereka merupakan keanggotaan dari Lazy Lion community. Berbeda dengan Pudgy Penguin community, mereka membangun ikatan antar anggota komunitas dengan menggunakan tagline keanggotaan seperti  “I am my penguin. My penguin is me.”

Baca juga: 3 Tips Memanfaatkan NFT Brand untuk Membangun Digital Community!

2. Kreator: CREATORS are Included Across the Economy

Web2 memungkinkan seniman, creative entrepreneurs, and brands untuk menerbitkan, mempromosikan, dan menjual karya mereka secara langsung ke konsumen. Saat ini, pendapatan kreator hanya terbatas pada penjualan utama produk mereka. 

Maka dari itu, Web3 telah membalikkan keadaan. Sekarang, berkat seni NFT dan teknologi blockchain, ketika pembeli ingin menjual kembali karya seni atau produk untuk mendapatkan keuntungan, pembuat aslinya dapat menerima persentase dari penjualan tersebut. Sehingga, hal ini dapat membuat kreator mendapatkan pendapatan yang lebih banyak.

3. Budaya: Culture Defines a Community

Budaya komunitas NFT terbentuk ketika anggotanya memiliki serela dan ketertarikan yang sama. Memiliki budaya yang mapan berarti para anggotanya memiliki lebih dari sekadar hobi atau minat yang sama; mereka berbagi perspektif unik tentang cara mereka memandang hobi itu dan dunia di sekitarnya. 

Misalnya, Proyek NFT GoblinTown berhasil membangun komunitas dengan bersandar pada gagasan tentang apa artinya menjadi goblin. Komunitas membangun budaya unik yang berpusat pada sikap, bahasa, dan penggunaan suara di platform seperti Twitter Spaces.

Lalu, Bagaimana Cara Menggunakan Formula Tiga C untuk Meluncurkan Proyek NFT Baru?

Hal pertama yang perlu dipertimbangkan saat meluncurkan proyek NFT baru adalah kekuatan Anda terkait dengan community, creators, dan culture. Tidak ada persyaratan bahwa sebuah proyek harus mencoba untuk fokus pada ketiga aspek tersebut secara bersamaan. Faktanya, beberapa proyek NFT yang paling sukses berfokus pada satu atau mungkin dua dari ketiga aspek yang ada.

Contohnya, The Bored Ape Yacht Club,pertama-tama berkonsentrasi pada komunitas dengan membuat hastag #apefollowape untuk membantu semua pemegang BAYC NFT terhubung di platform Web2.

Setelah komunitas menjadi solid, BAYC berfokus untuk mendukung ekonomi kreator. Dengan memberikan pemegang BAYC hak lisensi komersial untuk NFT mereka, anggota dapat memperoleh keuntungan finansial dengan menampilkan Bored Apes mereka pada barang dagangan dan produk yang berkisar dari desain kaos hingga hard seltzer Happy Dad.

Akhirnya, datanglah dukungan budaya. Beberapa waktu yang lalu, Eminem dan Snoop Dogg yang kebetulan juga anggota BAYC, tampil live di metaverse Otherside yang merupakan platform dari developer BAYC, Yuga Labs.

Proyek NFT BAYC adalah salah satu contoh bagaimana sebuah proyek dapat menyatukan ketiga aspek 3Cs Framework (community, creators, dan culture) untuk membangun komunitas yang kuat dan sangat loyal di sekitar NFT mereka. Hanya saja mereka tidak melakukannya sekaligus. Mereka bersandar pada kekuatan terbesar mereka terlebih dahulu, dan kemudian memasukkan bagian lainnya setelah mereka memiliki pijakan yang kokoh. Mereka secara bergantian memanfaatkan aspek-aspek tersebut.

Itu dia pembahasan tentang apa yang menjadi kunci proyek NFT sukses. Temukan pembahasan menarik seputar proyek-proyek NFT lainnya di sini!

Baca juga: 3 Jenis Pembeli NFT yang Wajib Jadi Target Market Proyek Anda!