Sebelum mendalami pro dan kontra artificial intelligence dalam dunia NFT, kita perlu pahami juga jika persimpangan antara AI dan ekosistem seni NFT telah menghasilkan aplikasi inovatif dan kemungkinan-kemungkinan baru. 

NFT generatif AI menggunakan Generative Adversarial Networks atau GAN, yaitu algoritma yang memanfaatkan komputer dan menggunakan data untuk melatih model guna menghasilkan gambar buatan mesin yang menyerupai karya seni. 

Oleh karena itu, untuk membuat sebuah karya seni baru, seorang seniman cukup memasukkan kata kunci atau kalimat ke dalam model AI yang kemudian akan menggunakan algoritma untuk menganalisis beberapa karya seni dan menghasilkan gambar unik sebagai representasi visual dari teks aslinya. “Edmond de Belamy” adalah karya seni pertama yang dihasilkan AI yang terjual dengan harga lebih dari $430.000 pada lelang besar pada tahun 2018.

Algoritma AI dapat meniru gaya artistik seniman terkenal, memungkinkan seniman menciptakan kembali karya seni terkenal dengan sentuhan unik mereka sendiri. Dengan memanfaatkan teknik pembelajaran mesin, algoritma transfer gaya menghasilkan NFT dengan karakteristik visual dan esensi gerakan seni ikonik atau seniman individu. 

Misalnya, Art Blocks adalah proyek seni generatif populer dimana pengguna dapat menjelajahi berbagai pasar gaya artistik, membeli, dan kemudian menerima karya seni generatif yang berasal dari gaya artistik pilihan mereka.

Algoritma AI juga membantu mengkurasi koleksi seni NFT dengan menganalisis berbagai faktor seperti riwayat data penjualan, tren pasar, dan preferensi pengguna. Hal ini memungkinkan kolektor dan platform untuk menemukan dan memamerkan karya seni yang selaras dengan tema, genre, atau potensi investasi tertentu. 

Sekilas tentang cara kerja Artificial Intelligence yang bisa mempengaruhi NFT. Yuk, kita listing satu per satu pro dan kontranya Artificial Intelligence di dunia NFT. 

Baca juga: AI NFT: Dampak Artificial Intelligence pada NFT

Daftar PRO  atau manfaat dari Artificial Intelligence pada NFT: 

1. Meningkatkan Kreativitas

Alat dan algoritma yang didukung AI memberi seniman cara baru untuk mengeksplorasi dan memperluas kreativitas mereka serta menghasilkan karya seni yang unik dan beragam. Algoritma ini dapat menciptakan desain yang rumit dan rumit yang tidak mudah dicapai melalui metode artistik tradisional saja. 

Alat-alat ini termasuk Generative Adversarial Networks (GANs); Algoritma gaya gambar; Alat menggambar dengan bantuan komputer; Sistem klasifikasi gambar; dan chatbot Seni.

2. Efisiensi

AI dapat mempercepat proses penciptaan dengan mengotomatiskan tugas-tugas tertentu, memungkinkan seniman untuk lebih fokus pada konseptualisasi dan kreativitas. Seniman dapat memanfaatkan alat AI untuk menghasilkan banyak karya seni dalam waktu singkat jika menggunakan teknik tradisional. Dengan menggunakan teknik seperti GAN, gambar realistis dapat dihasilkan dalam hitungan detik, sedangkan membuat gambar serupa secara manual memerlukan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. 

Selain itu, sistem klasifikasi gambar memungkinkan seniman menghasilkan banyak gambar dalam waktu singkat. Hal ini terbukti sangat berharga untuk proyek yang memerlukan berbagai pilihan dan proposal untuk klien. Percepatan proses kreatif memungkinkan seniman mengeksplorasi beragam ide dan bereksperimen dengan gaya, teknik, dan konsep berbeda tanpa batasan.

3. Meningkatkan Aksesibilitas

AI dapat menurunkan hambatan masuk bagi seniman dengan menyediakan alat dan platform yang dapat diakses untuk membuat karya seni NFT. Hal ini memungkinkan seniman dari berbagai latar belakang dan tingkat keahlian untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada ekosistem seni NFT, mempromosikan inklusivitas dan demokratisasi dunia seni.

4.Personalisasi dan Kustomisasi

Algoritme AI dapat menganalisis preferensi pengguna dan membuat karya yang dipersonalisasi sesuai selera individu. Tingkat penyesuaian ini meningkatkan hubungan antara seniman, karya seni, dan kolektor, sehingga menawarkan pengalaman yang lebih personal dan menarik.

Daftar KONTRA atau Kekurangan dari Artificial Intelligence pada NFT:

1. Kurang Otentik

Karya seni yang dihasilkan oleh AI menimbulkan pertanyaan mengenai kepenulisan dan keaslian karya seni tersebut. Karena karya seni yang dihasilkan AI dibuat berdasarkan algoritme dan model pelatihan, banyak orang mempertanyakan apakah karya tersebut benar-benar dapat dianggap sebagai kreasi seniman.

Selain itu, alat AI memungkinkan orang membuat salinan akurat dari karya seni yang ada, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keaslian salinan tersebut dan nilai artistiknya.

2. Masalah Etika dan Privasi

Penggunaan AI dalam seni NFT dapat menimbulkan dilema etika, khususnya terkait pelanggaran hak cipta dan kekayaan intelektual. Seniman harus berhati-hati dalam aspek hukum dan memastikan karya seni buatan AI mereka tidak melanggar hak apa pun atau berkontribusi terhadap plagiarisme. Kekhawatiran lainnya berkaitan dengan privasi dan keamanan data, misalnya membuat atau memanipulasi gambar untuk menipu atau merugikan orang.

3. Devaluation of Human Craftsmanship

Perkembangan seni yang dihasilkan oleh Artificial Intelligence dapat mengurangi nilai keterampilan dan keahlian seni tradisional. Bentuk seni tradisional seringkali melibatkan teknik buatan tangan yang cermat dan pilihan artistik pribadi, yang dapat dibayangi oleh efisiensi dan kecepatan seni yang dihasilkan oleh AI. Karena alat AI memungkinkan manusia menciptakan karya seni dengan lebih cepat dan efisien, permintaan akan seniman manusia dan peluang kerja di pasar mungkin menurun. 

Ditambah lagi, hal ini dapat mengakibatkan hilangnya keunikan dan subjektivitas seni, sehingga merendahkan kebutuhan akan ekspresi individu dan pengalaman pribadi dalam menciptakan seni. Meskipun AI dapat menciptakan karya yang mengesankan dan menarik secara visual, ada risiko hilangnya ekspresi artistik unik dan individual yang membedakan seniman. Homogenitas ini dapat menyulitkan seniman untuk membentuk suara artistik yang berbeda dan dapat menyebabkan kurangnya keragaman dan inovasi dalam ekosistem seni.

Kesimpulannya, mengintegrasikan AI ke dalam ekosistem seni NFT harus dilihat sebagai upaya kolaboratif di mana seniman dan desainer bekerja sama dengan teknologi untuk membuka kemungkinan-kemungkinan kreatif baru.

Contoh nyata menunjukkan potensi AI dalam menghasilkan karya seni baru, membantu proses kurasi, dan memperluas kemungkinan artistik. Namun, penting untuk mengatasi implikasi etis dan memastikan keseimbangan antara manfaat AI dan pelestarian kreativitas dan keaslian manusia dalam ekosistem seni NFT.

Baca juga: Apa Itu Dynamic NFT (dNFT) Dan Bagaimana Cara Kerjanya?